Senin, 02 Desember 2013

penanganan bahan kimia

BAHAN-BAHAN KIMIA DAN PENANGANANNYA
Kemungkinan penanganan bahan-bahan kimia berbaahaya dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang dapat dipakai, meskipun penggunaannya kaadangkala relative sedikit dibandingkan dengan industry. Suatu bahan kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun, korosif, karsinogen, mudah terbakar, mudah meledak atau bersifat radioaktif.Untuk itu perlu pengetahuan berbagai hal tentang zat kimia diantaranya tipe bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia, rambu-rambu bahan kimia, penangan bahan kimia serta pemusnahan bahan sisa-sisa. Diperlukan penanganan inventarisasi dan keamanan laboratorium, mencakup  inventarisasi peralatan laboratorium  yang ada secara rinci, darimana sumber alat, lokasi penyimpanan yakni spesifikasi alat mencakup pengamanan peralatan agar aman dan mudah diakses
Tujuan yang akan dicapai adalah :
·         Mencegah kehilangan
·         Mengurangi biaya operasi
·         Meningkatkan kualitas kerja
·         Mencegah pemakaian yang berlebihan
Pengamanan laboratorium
Prinsip umum pengamanan laboratorium meliputi :
·         Tanggung jawab (kepala lab, laboran, pemakai laboratorium)
·         Penempatan alat dan bahan
·         Kerapian (lantai tdk ada hambatan, penempatan zat dan peralatan)
·         Kebersihan lab dan pengguna laboratorium
·         First aid (utk mata, P3K, Pemadam)
·         Pakaian (jas lab, pakaian yg dilarang)
·         Dilarang berlari di laboratorium
Penanganan alat-alat gelas harus hati-hati dan memperhatikan keadaan alat sebelum dipergunakan, misalnya
·         Pipa gelas
·         Bejana bergerigi dan tajam
·         Pelabelan bejana gelas
·         Penggunaan (pipet, buret, labu ukur)
·         Melepaskan tutup botol

Disiplin dan Ketrampilan Laboran
Disiplin laboran akan mempengaruhi terhadap efisensi kerja di laboratorium, perlu kerjasama yang baik dalam menyelesaikan permasalahan di laboratorium.
Ketrampilan laboran harus ditingkatkan melaui :
·         Melalui pendidikan formal dan informal
·         Melalui bimbingan guru di lingkungan sendiri atau guru dari luar
·         Melalui tim kerja di laboratorium dan di luar laboratorium 
Tipe bahaya oleh bahan kimia
1.  Ledakan
Ledakan dapat terjadi oleh adanya gesekan, loncatan api, pemanasan atau bantingan terhadap bahan kimia tertentu. Contoh : Ammonium karbonat akan meledak bila dibanting.
2.  Kebakaran
Bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kebakaran oleh adanya bunga api, panas, atau loncatan listrik. Contoh enter akan terbakar oleh adanya nyala api.
Adapula bahan kimia tertentu yang bila berkontak dengan bahan kimia lainnya akan menimbulkan api. Contoh n-Butil litium dengan adanya air yang terdapat di udara dalam bentuk uap air akan dapat menyala.
3.  Keracunan
Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernafasan. Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang terjadi oleh pengaru dosis tertentu dalam waktu relative pendek, sedangkan kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relative lama. Untuk keracunan yang disebabkan bahan kimia dapat didefenisikan sebagai berikut:
Bersifat akut
ED (Effective Dosage) 50   : Dosis yang memberikan respon terhadap 50%   hewan percobaan
LD (Lethal Dosage) 50         : Dosis yang memberikan kematian 50% terhadap percobaan
LC (Lethal Concentration)  : Konsentrasi gas yang dapat memberikan kematian 50% terhadap binatang percobaan.
Bersifat kronis
TLV (Threshold Limite Value)        atau NAB (Nilai Ambang Batas) adalah adalah konsentrasi zat di udara yang dapat dihirup 8 jam/ hari selama 5 minggu tanpa gangguan berarti.
Tingkat keracunan dapat dilihat pada tabel nilai ambang batas  di bawah ini.
Tingkat Keracunan
NAB pada LD 50
1.     Tidak beracun
15 gr/kg berat badan
2.    Sedikit beracun
5 – 15 gr / kg berat badan
3.    Keracunan sedang
0,5 – 5 gr / kg berat badan
4.    Beracun
50 – 500 mg / kg berat badan
5.    Sangat beracun
5 – 50 mg / kg berat badan
6.    Super beracun
<50  mg / kg berat badan

4.  Bahaya kecil (Nicives)
Bila bahan ini masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan kesehatan.
5.  Korosif
Bahan kimia tertentu bila berkontak dengan organ tubuh maka akan merusak jaringan.
Contoh : Brom
6.  Iritasi
Bila terjadi kontak antara bahan kimia dengan organ tubuh, maka tubuh akan menjadi lecet misalkan pada mata, kulit dan pernapasan
7.  Radiasi  
Bahan kimia yang dapat menyebabkan radiasi adalah bahan radioaktif.
Rambu – rambu bahan kimia
Bahan kimia dikemas dalam bebrbagai  wadah : berupa botol kaca, polimer, dan kemasan logam  atau kaleng.Bahan berupa cairan biasanya dikemas dalam botol kaca (gelap dan transparan), Kristal pada umumnya dalam botol polimer, dan powder biasanya dalam kemasan polimer atau kemasan kalne yang di dalamnya dilengkapindengan kemasan plastic.Setiap kemasan bahan kimia dilengkapi dengan etiket (label) serta rambu-rambu tentang bahaya yang dapat terjadi yaitu salah satu dari gambar berikut :
 Selain rambu-rambu di atas adalagi keterangan yang lebih rinci dengan kode R dan S
R = Renseigement = penjelasan yang lebih rinci
S = Security = pengamanan dengan perlakuan
Beberapa arti dari kode-kode R dan S adalah sebagai berikut :
R1        =          meledak dalam keadaan kering
R2        =          meledak oleh bantingan, api dan gesekan
R3        =          berbahaya besar oleh ledakan akibat terbanting, gesekan, api atau sumber
nyala
R14      =          berekasi cepat dengan air
R15      =          bila berkontak dengan air membebaskan gas yang mudah terbakar
R47     =          bahaya terhadap kesehatan dalam waktu lama
Kombinasi : bila ada nomor ganda berarti informasi juga ganda, contoh :
R14/15            =          bereaksi keras dengan air dan membebaskan gas mudah terbakar
R15/29           =          bila kontak dengan air menbentuk racun dan gas mudah terbakar
R20/21           =          melukai bila terhirup dan kontak dengan kulit 
Penjelasan lebih lanjut kode S adalah sebagai berikut
S1        =          simpan dalam lemari terkunsi
S2       =          simpan di luar jangkauan anak-anak
S3       =          simpan di tempat yang dingin
S4       =          simpan jauh dari tempat tinggal
S14.1   =          jagalah dari bahan pereduksi, logam berat,asam dan alkali
S14.2  =          jaga dari bahan pengoksidasi asam dan logam berat
S28.1  =          jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun dan air
S28.3  =          jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun,air + polietilenglikol 400 
S43     =          pergunakan untuk pemadaman api
S43.1  =          pergunakan untuk pemadam api air
S43.2  =          pergunakan pemadam api bubuk
S43.7  =          pergunakan pemadam api logam
S52     =          bukan untuk digunakan di daerah tempat tinggal atau rekreasi
S53     =          jangan dibanting, cari informasi sebelum dipakai
Perlakuan Bahan Kimia yang Berbahaya
1.  Bahan kimia yang mudah meledak
Bahan kimia yang reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak. Peledakan terjadi karena reaksi amat cepat serta menghasilkan panas dan gas dalam jumlah yang besar. Ledakan adalah kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium kimia, sehingga banyak menimbulkan korban dan jiwa.
Simpanlah bahan yang mudah meledak di tempat yang segar. Jangan biarkan penyimpanan lembab atau kotor waktu hujan.Hindari pula sesuatu yang dapat menyebabkan pemanasan dan loncatan api dan jangan simpan berdekatan dengan zat yang dapat bereaksi, karena peristiwa peledakan selalu disertai kebakaran.
Jika melakukan percobaan dengan senyawa yang dapat meledak maka lakukan dalam lemari asam, pakai alat pelindung dan siapkan alat pemadam kebakaran. 
2.  Bahan kimia beracun
Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya namun ada aksinya lambat dan ada yang cepat. Bahan kimia di laboratorium pada umumnya aksinya lebih cepat disbanding dengan yang digunakan dalam industry. Bila memungkinkan penggunaan bahan kimia beracun diusahakan diganti dengan zat lain yang setara dan tidak beracun atau sifat toksisitasnya rendah.Contoh benzene diganti dengan toluene, CCl4, atau CHCl3 diganti dengan CH2Cl2.
Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka pengamannya di lemari asam dengan menggunakan masker yang spesifik ( tidak universal). Spesifikasi masker dapat dilihat dari pita yang melekat pada filternya seperti tabel di bawah ini

Warna Pita
Bahan beracun yang dicegah
Putih
Asam pekat
Hitam
Asam sianida
Hijau
Amoniak
Biru
CO
Putih strip kuning
Gas klor
Kuning
Asam dan uap organic
Coklat
Asam, uap organic, dan amoniak
Mekanik (perban)
Debu

Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, penahan panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya.

3.  Bahan korosif
Bahan kimia seperti asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat, belerang dioksida, asam-asam, asam anhidrida dan alkali dapat merusak logam (mineral) yang ada dalam tubuh kita, missal aasam sulfat dapat menyebabkan luka setempat dan asam sulfide dapat menyebabkan efek sistemik.
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang berbentuk cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan. Bahaya dapat diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari asam. Bahan korosif disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi, wadah tertutup rapat, berlabel, hindari kontaminasi dengan udara, pernafasan serta kontak dengan kulit dan mata, dan dipisahkan dari bahan beracun (toxic).

              
           
4.  Bahan yang mudah terbakar
Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan senyawa organic makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api dapat dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik.
Contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api. Logam Natrium, Butil-Litium bila kontak dengan air akan menimbulkan api  (kebakaran).
Terjadinya kebakaran dapat dimengerti bila kita memahami segitiga api

                                                   oksigen
                                         
                               bahan bakar                  sumber api

Kebakaran akan terjadi bila tiga unsure di atas terpenuhi sehingga untuk mencegah kebakaran adalah dengan hanya mengisolasi salah satu unsure di atas.Bila kebakaran terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat diambil langkah yang tepat, karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Secara umum klasifikasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan bakarnya seperti tabel di bawah ini :
Kelas Kebakaran
(Fire Class)
Bahan mudah terbakar (Burning material)
A
Kertas, Kayu, Tekstil, Plastik, dan sejenisnya
B
Pelarut yang mudah terbakar seperti Benzene, Toluene, dan Eter
C
Instalasi Listrik seperti Travo, dan peralatan listrik
D
Logam alkali seperti logam Na dan Li

Memadamkan kebakarazzn dilakukan dengan cara disesuaikan dengan kelas kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil pemadam kebakaran sebagai berikut :
Tindakan pertama
Warna Tabung
Untuk Kelas Kebakaran
Air
Merah
A, B, dan C
Busa (foam)
Krem
A dan B
Tepung (powder)
Biru
A,B, C, dan D
Halon (halogen)
Hijau
A,B, C, dan D
Karbon dioksida
Hitam
A,B, C, dan D
Pasir
-
A dan B

Selain alat pemadam kebakaran maka di laboratorium sudah harus disediakan selimut api, dan manual caara memadamkan kebakaran.
5.  Gas bertekanan
Disimpan di ruangan dingin dan tidak terkena langsung dengan sinar matahari. Hindari panas, api, bahan korosif yang dapat merusak keran dan katub. Bila tidak digunakan disimpan dalam keadaan tidur, bila digunakan disimpan dalam keadaan berdiri dan terikat ke dinding khususnya untuk tabung yang tinggi.
6.  Bahan radioaktif
Contoh : Uranium, Radium dan Torium. Ruangan penyimpan perlu didesain khusus.
Penanganan Sampah/ Limbah Bahan Kimia
Pengertian Limbah (BAPPEDAL) adalah
Bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah setiap sisa bahan suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun karena sifat (toxicity, flammability, dan corosivity), konsentrasi atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan mahluk hidup khususnya manusia.
Setelah menyelesaikan aktivitas dengan berbagai bahan kimia, maka akan ditinggalkan sisa berupa residu (sisa), slurries (campuran encer dari bahan-bahan tidak terlarut, endapan-endapan, zat warna dan lain-lain) dan larutan sisa yang harus dibuang. Sebelum membuang sampah kimia hendaknya memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) dan bila ragu-ragu harus berkonsultasi dengan ahlinya (pembimbing) sebelum membuang limbah tersebut.

1.  Pembuangan langsung dari laboratorium
Bahan kimia netral tidak beracun dan larut dalam air dapat dibuang langsung melalui saluran air (sink), tetapi jika asam harus dinetralkan lebih dulu.
Aturan Pembuangan Sampah Kimia 
a.    Jangan membuang sampah asam dan basa pekat atau slurries ke sink. Membuang sampah tertentu ke system saluran air (sink) di laboratorium mungkin diijinkan, tetapi harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan. Sebaiknya bahan-bahan yang larut dalam air seperti asam basa yang diijinkan dibuang melalui sink itupun sebaiknya diencerkan lebih dulu dengan pH 3 - 11  dan kecepatan pembuangan juga harus  dibatasi.
b.    Ketika membuang sampah asam, basa, slurries ke sink maka air harus dialirkan terus-menerus untuk mengencerkan bahan yang dibuang.Bila proses pembuangan telah selesai maka bilas sink untuk membuang bahan-bahan korosif.
c.    Sampah-sampah dan bahan-bahan pelarut yang tidak bersifat korosif dan tidak reaktif serta tidak mengandung benda padat biasanya dikumpulkan dalam wadah gelas atau logam.
d.    Sampah kimia berbahaya harus ditempatkan dalam wadah yang diberi label. Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah terlebih dulu (dioksidasi, direduksi, dinetralisasi, dan lain-lain) menjadi bahan yang tidak berbahaya sebelum ditempatkan dalam wadah pembuangan.
e.    Penanganan sampah organic dan residu yang tidak larut dalam air
f.    Tempatkan residu dalam wadah pembuangan yang aman.
g.    Tempatkan semua pelarut yang mudah menguap dalam satu wadah penampung pelarut yang berisi/ menghasilkan uap air dan tidak terdapat bahaya api. Pelarut-pelarut yang mudah menguap adalah yang menguap pada suhu relative rendah. Uap yang dihasilkan dapat berupa racun, menimbulkan rasa mual, menyebabkan iritasi,mudah terbakar dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan.
h.    Sampah Natrium dan Kalium dihancurkan dengan cara memasukkannya secara perlahan pada etanol absolute yang akan membentuk alkoksida yang larut dalam air.
i.      Hindari pembuangan sampah kimia yang sembarangan untuk mencegah kemungkinan terjadinya reaksi spontan, peledakan dan kebakaran.
j.     Untuk pembuangan yang menggunakan wadah maka hatus diperhatikan kemungkinan terjadinya reaksi bahan dengan wadahnya.
2.  Pembakaran terbuka
Pelarut sisa yang mudah terbakar haruslah dikumpulkan dalam sebuah jerigen besar yang tertutup rapat dan dikumpulkan adalah yang tidak beracun dan tidak bisa didaur ulang. Hasil ini dibawa ke suatu tempat pembakaran khusus yang disediakan. Sampah cairan yang mudah terbakar tidak boleh dibuang di sink.Sampah tersebut harus dikemas dalam botol berlebel untuk dihancurkan diluar laboratorium dengan cara membakar.
3.  Pembakaran dalam tanur
Jika zat beracun atau berbahaya maka pembakaran dilakukan dalam tanur yang panasnya hingga 1000 oC sehingga pembakaran berlangsung sempurna.
Jika cara yang dikemukan di atas tidak dapat dilakukan maka cara lainnya adalah dengan penguburan. Dalam penguburan perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi perembesan ke sumur dan tidak berbahaya pada penggalian di waktu yang akan datang.
 Bahan Kimia Yang Tertumpah
a.   Tumpahan Bahan kering dan padat
Dapat disapu dan dimasukkan dalam wadah pembuangan yang sesuai.
b.  Tumpahan Larutan Asam
Disiram dengan air dan disapu dan ditarik ke drainase.
Untuk menetralisir residu dapat digunakan abu soda atau natrium bikarbonat padatan yang diikuti penyiraman dengan air ke drainase. Tumpahan asam sulfat pekat untuk menghindari percikan dan panas disiram dengan air yang banyak atau dinetralkan dengan kapur atau basa sebelum dibersihkan.
c.   Tumpahan Larutan Alkali
Tumpahan disiram dengan air dan disapu dan ditarik ke drainase.
Dapat juga digunakan alat pengepel dan ember (untuk tempat perasan pel/tidak diperas dengan tangan).
Hindari percikan dan tukar air pencuci pel beberapa kali. Larutan alkali mengakibatkan lantai menjadi licin,sehingga pasi bersih bias ditaburkan di atasnya kemudian disapu dan dikumpulkan pada wadah pembuangan yang sesuai. Tumpahan alkali kuat harus diencerkan dengan air atau dinetralkan dengan asam encr sebelum dibersihkan.
Perhatikan agar kain yang digunakan untuk melap tidak mengandung sisa lagi sebelum membuangnya.
d.  Tumpahan Bahan-Bahan Yang Berminyak
Tumpahan bahan berminyak harus dibersihkan dengan cara melapnya secara langsung. Kain pel dicuci dengan pelarutnya dan dilap lagi dengan cara yang sama.
Cairan pencuci kain lap juga ditukar beberapa kali. Selanjutnya dibersihkan dengan air dan detergen untuk menghilangkan minyak sisa.
Cara lain adalah dengan menaburi bahan berminyak dengan serbuk gergajian / abu kayu, kemudian disapu dan dikumpulkan dalam wadah logam.
Hindarkan kertas, kain lap dan bahan lain yang terkontaminasi dari sumber api untuk mencegah kebakaran
e.   Tumpahan Pelarut Yang Mudah Menguap
Hal pertama dilakukan adalah menjauhkannya dari sumber api.Selanjutnya bila tumpahannya tinggal sedikit dapat dilap dengan kain dan kain lap ditempatkan di wadah pembuangan yang sesuai. Bila tumpahannya banyak maka dapat dibersihkan dengan kain pel dan air.
f.   Tumpahan Merkuri
Sifat bahaya dari tumpahan merkuri adalah uap merkuri yang sangat berbahaya dan getaran dapat mempercepat penguapan merkuri.
Cara membersihkan tumpahan merkuri :
a.    Ditarik dengan lempengan tembaga bentuk lingkaran yang diberi tangkai (gagang)
b.    Bila tumpahan masuk celah lantai retak sehingga tidak mungkin disedot maka lantai ditutup dengan lilin lantai (floor wax) untuk mencegah atau mengurangi penguapan merkuri.
c.    Tepung sulfur dapat juga digunakan untuk mengikat merkuri.
d.    Bila dilaboratorium mempunyai alat pembersih merkuri maka pekerjaan akan lebih mudah. Alat pembersih merkuri tersedia secara komersial di pasar yang dikenal dengan mercury clean-up kits.


Penanganan Sampah Biologi
Membakar sampah biologi (botani dan zoology) adalah jalan terbaik untuk meyakinkan bahan-bahan busuk tersebut tidak menyebabkan resiko untuk kesehatan. Perancangan alat dan tempat pembakarannya perlu diperhitungkan agar tidak menimbulkan masalah pada lingkungan dan masyarakat. Sampah berupa preparat biologi seperti staina, fixative dan clering agent yang kemungkinan menyebabkan bahaya tidak dibuang ke sink.SAmpah tersebut harus dikumpulkan dalam wadah gelas tertutup dan diberi label.
Penanganan Sampah Plastik, Kertas, dan Tajam
Secara prinsip penanganan sampah ini relative lebih mudah karena secara langsung tidak berefek bagi kesehatan :
·         Sampah plastic diusahakan jangan dibakar kecuali alat pembakar yang dirancang khusus da juga tidak boleh dikubur karena tidak ada bakteri pembusuk untuk plastic. Sampah ini dapat dikumpulkan pada wadah khusus dan dapat dijual ke perusahaan yang mendaur ulang sampah.
·         Sampah kertas dapat dibakar pada tempat pembakaran khusus dan dapat juga didaur ulang.
·         Sampah-sampah tajam seperti mata pisau, jarum suntik dan lain-lain harus ditempatkan pada wadah khusus dan juga dapat didaur ulang.
Pengamanan Sarana Laboratorium
Sarana dan Prasarana harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pelaksanaan aktivitas di laboratorium seharusnya dilengkapi yakni dengan :
1.  Listrik
·         Hindari pemakaian kabel terlalu panjang dan berbelit-belit.
·         Periksa voltase alat elektronik sebelum menggunakan dan samakan dengan voltase di laboratorium
·         Wajib mengetahui letak sekring pemutus arus
·         Bila tidak digunakan sebaiknya arus pada alat dilepas
·         Untuk memudahkan memutus arus kea lat sebaiknya menggunakan stop kontak
·         Instalasi listrik harus menggunakan grown sedangkan peralatan sebaiknya menggunakan arde.
2.  Air
Air juga tidak dapat dilepaskan dari aktivitas di laboratorium termasuk untuk mencuci peralatan sebelum digunakan. Air perlu penangan yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki. Kontak air dengan alat elektronik dapat merusak alat.
3.  Gas
Suplai gas biasanya hanya dibutuhkan oleh sebagian laboratorium untuk sumber bahan bakar dan juga untuk keperluan percobaan/penelitian. Bagi laboratorium yang memiliki penyaluran pipa gas alam dari Perum Gas Negara, semua Bunsen yang dipasang pada meja laboratorium dapat langsung dioperasikan. Sedangkan bagi laboratorium yang menggunakan gas LPG, hendaknya tabung ditempatkan pada suatu ruang khusus dengan kelengkapan selang anti bocor dan alat pengaman lainnya.
4.  Alat Penangas
Penangas juga merupakan prasarana yang banyak digunakan di laboratorium. Beberapa bahan kimia dapat menggunakan dapat menggunakan penangas langsung dengan api seperti spiritus.Untuk pengabuan digunakan furnace, sedangkan untuk bahan-bahan organic penangas yang digunakan tergantung sifat bahan tersebut sebagai berikut :
·         S.d 100 oC     : penangas air
·         S.d 200 oC     : penangas minyak / vaselin
·         S.d 300 oC     : penangas silicon
·         > 300 oC         : penangas timah

5.  Pendingin
Pendingin berupa kulkas / freezer digunakan untuk penyimpanan bahan-bahan yang mudah menguap atau untuk system pendinginan. Pendinginan yang dibutuhkan tergantung suhu bahan / material yang akan didinginkan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :


Suhu yang diperlukan (oC)
Pendingin
15 s.d  20
Air kran
0
Es
-15 s.d -20
Es : garam (3:1)
-40 s.d -50
Es : CaCl2 (4 :5)
-72 s.d -77
CO2 dengan glikol, etanol, kloroform dan etanol
s.d -196
Nitrogen cair

6.  Ventilasi  
Ventilasi wajib diperhatikan untuk kelancaran sirkulasi udara di laboratorium.Untuk bahan kimia yang menghasilkan gas yang korosif atau beracun penangannya dilakukan di lemari asam. Untuk laboratorium yang bertingkat maka semua sistim pembuangan gas dari lemari asam semuanya harus disalurkan ke tingkat paling atas.
 DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Sanusi dan Sitorus Marham; 2013; Teknik Laboratorium Kimia Organik; Graha Ilmu; Yogyakarta 
Sitorus Marham dan Sutiani Ani; 2013; Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen; Graha Ilmu; Yogyakarta
wikipedia
www.chem-is-try.org

1 komentar: